Senandung Riang Warga untuk Kota Kupang Berwajah Girang

oleh -26 Dilihat

Wajah Kota Kupang berubah total . Tidak ada yang berani membantah. Siapa saja bisa melihat realitas di Kota Kasih saat ini; yang semakin ramah, indah dan bersih.  Pun, nyaman dan layak dihuni. Potret kota yang sedang dan Terus Berubah menuju Kupang Smart City. Di tiga tahun kepemimpinan FirmanMU ini, ada senandung riang warga karena kotanya menampakan wajah girang.

“BANYAK kritik kepada pasangan Walikota Dr Jefri Riwu Kore dan Wakil dr Herman Man sejak awal memimpin kota ini. Banyak yang pesimis, tapi Walikota bekerja dalam diam. Tidak banyak bicara apalagi sibuk meladeni kritik lawan politik di media sosial dan media daring. Pak Wali fokus kerja dan hasilnya kita bisa saksikan wajah Kota Kupang yang semakin indah saat ini,” tutur Gabriel Manek Besin, sesepuh di Kelurahan Kayu Putih, mengapresiasi kerjnya nyata Walikota dan Wakil yang populer dengan tagline FirmanMU.

Itulah ungkapan hati warga yang sungguh merasakan perubahan wajah Kota Kupang di tangan Walikota Jefri Riwu Kore. Penataan kota yang ramah dan layak huni benar-benar dirasakan warga. Karena duet FirmanMU ini berkehendak baik untuk menata kota ini menjadi kota modern. Perubahan nyata saat ini tentu tidak lahir begitu saja. Ada desain hebat yang dirancang Walikota bersama perangkatnya. Gagasan Kupang Smart City, tentu menjadi goal utama; mengajak masyarakat berpartisipasi dalam program pembangunan, dan transformasi menuju kota cerdas.

Ketika menghadiri Presidential Lecture dan Awarding Gerakan Menuju 100 Smart City 2019 di Balai Sudirman Jakarta, Rabu (6/11/2019). Wali Kota Kupang DR Jefirstson Riwu Kore yang mendapat penghargaan sebagai Kota yang menerapkan Smart City, menegaskan; “Di Kupang kami spesifik ke bidang pelayanan warga. Kami membuat gebrakan bagaimana memberi pelayanan tercepat dan terbaik kepada warga. Dan bagaimana setiap laporan warga dalam waktu tidak terlalu lama harus sudah di follow up”.

Inilah gerakan awal yang diikuti dengan berbagai program untuk mewujudkan Kupang Smart City. Dari segi letak, Kota Kupang termasuk kota terbaik dan terindah, yang boleh jadi bisa berkonsep Waterfront City, yakni kota yang berada di tepi pantai dengan pemandangan menarik, ditambah pemandangan laut yang mempesona, sehingga kota pun begitu anggun dilihat dari laut. Kota Kupang pun, tanpa kita sadari, berkonsep waterfront city, jika dikembangkan. Apalagi, Walikota Jefri telah mendesain Kupang Square di kawasan kota lama, juga penataan pasar ikan pada ruas jalan Timor Raya, depan Hotel Aston.

Nah, mewujudkan Kupang Smart City itu, Walikota menggandeng Qlue sebagai platform untuk mengoptimalkan pelayanan publik, sekaligus mendapatkan data akurat untuk merumuskan kebijakan, sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Pemkot Kupang.  “Hadirnya Qlue diharapkan meningkatkan layanan publik sehingga rencana mewujudkan Kupang sebagai kota modern dan destinasi wisata dapat berhasil sesuai visi Kota Kupang yaitu Smart Governance, Smart Economy, Smart Environment, Smart Mobility, dan Smart People & Living,” kata Walikota saat peresmian aplikasi Qlue dengan Chief Commercial Officer (CCO) Qlue, Maya Arvini, disaksikan DPRD Kota Kupang.

Icon Baru

Untuk mempercantik wajah Kota Kupang sebagai aura ibukota Provinsi NTT, Pemkot Kupang tahun 2020 ini membangun enam taman kota senilai Rp130 miliar, yang dibiayai APBN, terutama dari Kementerian PUPR dan Pariwisata. Enam taman kota yang akan dibangun itu yakni taman Boulevard Koridor III di Jalan Frans Seda senilai Rp 9 miliar, Kupang Square di kawasan kota lama Rp40 miliar termasuk pembangunan patung Lai lai Besi Kopan (LLBK) dan penataan lokasi usaha kuliner. Sementara penataan pasar ikan pada ruas jalan Timor Raya depan  Hotel Aston, membutuhkan dana Rp52 miliar.

Juga, pembangunan taman Perdamaian (sebelah Barat Taman Nostalgia), Taman Revolusi Mental (sebelah Timur Taman Nostalgia) dengan anggaran Rp9 miliar; dan Taman Tagantong di depan Kantor Camat Kelapa Lima Rp10 miliar. Sementara dalam penataan pasar ikan di ruas jalan Timor Raya depan  Hotel Aston bakal dibangun tempat kuliner yang menjorok ke laut, yang akan ditata sebaik mungkin sehingga terlihat nyaman dan bersih.

Warga kota pun akan girang dengan capaian cerdas ini. Suami Hilda Manafe ini merinci, penataan pantai Kelapa Lima meliputi pengerjaan jetty pedagang, gazebo, toilet portable, plaza pedestrian, steping plaza dan open theater. Selain itu infrastruktur dan utilitas kawasan parkir dari parking struktur, tepi jalan dan parkir promenade.

Penataan kawasan Kupang Square pun mencakup jalan pesisir, coastal engine erring-seawall, penataan pantai sebagai structur seafront city. Lokasi ini, lanjut Jefri, dijadikan alun-alun dengan fasilitas dua unit jetty pedagang berlantai dua, tiga unit gazebo Timor, lima unit gazebo Sasando, gerbang view deck, dan renovasi satu view deck, satu promenade.

Berikutnya, pembangunan satu stepping plaza, serta ruang terbuka dengan plaza. Juga renovasi pier (dermaga) lama menjadi hiretage land mark untuk harbor (pelabuhan), perbaikan talud dan boulevard. Sedangkan penataan Koridor III Jalan Frans Seda meliputi pembangunan boulevard, satu kolam retensi dan long storage dengan luas 1.200 meter persegi, kedalaman 0,8 meter dan volume 960 meter kubik. Selain itu, penataan drainase kawasan berupa saluran alami dengan penampang terbuka.

Selain itu, Walikota Jefri juga telah melaunching program Kupang Hijau untuk menghijaukan Kota sekaligus sebagai media menanam air. Sebab, sebut dia, salah satu misi Pemkot adalah mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan agar Kota Kupang semakin hijau dan bersih. “Program Kupang Hijau itu selain menanam pohon, juga menanam air. Dan, yang ditanam nanti bukan anakan, tapi pohon yang ukurannya sudah cukup besar, sehingga lebih mudah tumbuh. Jadi kita tanam pohon, bukan tanam anakan,” katanya.

Selain menanam pohon, setiap rumah tangga juga wajib memiliki satu lubang resapan air di rumah tinggal. “Kita imbau masyarakat dengan program yang namanya satu rumah satu pohon, satu lubang resapan dan satu ASN satu pohon,” tandasnya.

Yang tak kalah menarik, Kota Kupang yang sebelumnya gelap gulita hampir di setiap titik strategis, di tangan Walikota Jefri dalam sekejab menjadi terang benderang dengan aneka lampu warna-warni. Siapa saja pasti berdecak kagum ketika menatap Kota Kupang di malam hari ketika melintas di udara. Tidak ada lagi wajah kota yang garang dan menakutkan. Kota semakin ramah dan nyaman. Tidak ada lagi gerombolan anak-anak nakal yang berbuat seenaknya. Niat berbuat jahat pun tidak ada karena lampu ada di mana-mana. Walikota Jefri setiap malam pun selalu memantau Kota Kupang dan memantau langsung pemasangan lampu di setiap titik-titik strategis.

Program lain yang paling menyentuh nurani warga adalah Bedah Rumah. Warga yang rumahnya tidak layak huni, hanya dalam 10 hari dibedah. Menariknya, warga yang rumahnya dibedah dijemput dan diinapkan di hotel atau tinggal bersama Walikota di rumah jabatan. Tahun 2020 ini, Walikota menargetkan membedah 50 rumah. Program ini pun tak luput dari kritik keras DPRD Kota Kupang di ruang parpurna. Tapi Walikota tetap fokus bekerja; membantu warga yang tinggal di gubuk reot, jauh dari layak.

Air Bersih

Yang selalu menggerahkan warga dan jadi problem klasik, air bersih, pun bakal dituntaskan. Tahun ini, Pemkot Kupang mulai membangun Bendungan Kali Dendeng untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga, dengan baya dari APBN senilai Rp189 miliar. “Pembangunan Kali Dendeng kita kelola dengan dana awal Rp189 miliar. Ini nilai cukup besar dari Pusat yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya,” kata Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, dalam konferensi pers, Senin (10/8/2020).

Bendungan Kali Dendeng di wilayah Fontein, Kecamatan Kota Raja, sudah pasti dibangun karena proses pelelangan proyek sudah dilakukan dan dimenangkan PT Waskita Karya. Anggaran Rp189 miliar ini akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Kali Dendeng selama lebih dari satu tahun anggaran atau sekitar 15 bulan karena dampak dari kondisi pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19. “Jadi ketika dimulai pada Oktober 2020 maka 15 bulan lagi kita sudah mulai operasikan Bendungan Kali Dendeng dengan debit 150 liter per detik,” kata Jefri.

Menurut dia, produksi air Bendungan Kali Dendeng akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bagi sekitar 1.500 kepala keluarga. Ia berharap, persoalan kebutuhan air warga Kota Kupang bisa sedikit tertangani dengan kehadiran bendungan tersebut.

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur air di Kota Kupang juga akan dilanjutkan pada 2021 berupa kelanjutan dari Bendungan Kali Dendeng dan juga lelang proyek Air Sagu dengan anggaran pengelolaan Rp75 miliar.  Jefri pun mengapresiasi dukungan pemerintahan Presiden Jokowi dalam menangani persoalan kekurangan air yang selama ini menjadi momok bagi warga.“Dukungan ini juga berkat upaya kerja sama, lobi, dan juga penetapan yang kita buat untuk membantu pemerintah dan masyarakat di Kota Kupang, sehingga kita bisa mendapatkan dana yang cukup besar ini,” katanya.

Sampah Plastik

Tentang program memerangi sampah plastik, bakal amat sulit terwujud. Ini menjadi pekerjaan rumah Walikota, karena masyarakat sudah sejak lama akrab dengan kemasan plastik. Sebaliknya, masyarakat hingga sejauh ini pun belum menemukan kemasan pengganti yang dinilai efektif dan ramah lingkungan. Karena itu, upaya penentangan awalnya harus dimulai dari pemerintah melalui regulasi khusus, termasuk menunjuk kemasan penggantinya.

Sangat disarankan agar terobosan itu dimulai dari Kota Kupang. Salah satu contohnya terkait perusahaan air mineral di Kota Kupang. Akan bergema luas dan menjadi terobosan inspiratif, jika Pemkot Kupang mewajibkan induk perusahan air mineral di Kota Kupang mengganti kemasan plastik dengan kemasan ramah lingkungan. Begitu pula barang dagangan air mineral dari luar, kalau masuk Kota Kupang, juga wajib dengan kemasan ramah lingkungan.

Instruksi yang sama disampaikan ke sejumlah pusat perbelanjaan, pertokoan hingga kios kios. Maksudnya agar secara bersama berupaya memerangi sampah plastik.

Aplikasi SIMPEL

Terobosan  paling dirasakan warga adalah penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terintegrasi Secara Elektronik (SIMPEL). Aplikasi yang digagas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Kupang, ini adalah pelayanan kependudukan secara elektronik bagi seluruh masyarakat. “Dengan aplikasi ini masyarakat dimudahkan dengan pelayanan tanpa antrian fisik, karena pengisian formulir permohonan dan data pendukung dilakukan secara daring sehingga lebih cepat tanpa calo. Antrian dilakukan secara daring menggunakan metode first in first out (FIFO), kemudian produk pelayanan adminduk dapat diantar ke rumah tanpa dipungut biaya”. Untuk mendapatkan layanan SIMPEL dari Disdukcapil Kota Kupang secara online, dapat langsung mengakses link : simpel.aplikasi54.net/ebisa/beranda.

Kepala Ombudsman NTT, Darius Beda Daton mengapresiasi Dispenduk Kota Kupang dalam peningkatan pelayanan dan telah memenuhi standar nasional. “Kita bersyukur karena pak kadis dan staf bekerja dengan baik dan cepat menanggapi keluhan masyarakat, melalui inovasi-inovasinya,” ujarnya.

Menurut Walikota Jefri, aplikasi SIMPEL memudahkan masyarakat mengurus administrasi kependudukan. Wajah Kota Kupang terlihat lebih baik jika pelayanan publiknya tertata dengan baik, salah satunya adalah di Dinas Dukcapil. Diakui bahwa masalah yang sering dihadapi adalah ketersediaan blanko administrasi kependudukan yang kuotanya dibatasi dari pusat. “Selain launching SIMPEL, Pak Agus dan jajaran Dispendukcapil juga akan membuka pelayanan pengurusan KTP Elektronik 24 jam dari tanggal 14-22 Agustus,” jelas Walikota.

Kepala Disdukcapil Kota Kupang, Drs. Agus Ririmasse, M.Si., mengatakan aplikasi SIMPEL merupakan kontribusi Disdukcapil dalam mendukung program Pemkot Kupang dengan tagline Ayo Terus Berubah. “Kita mendukung bapak Wali Kota dan bapak Wakil Wali Kota untuk terus membangun Kota Kupang menuju Kupang Smart City,” tegasnya.

Kerja keras Pemerintah Kota Kupang dalam tiga tahun kepemimpinan FirmanMU, memang patut diapresiasi. Kerja cerdas Walikota Jefri ini memang tak pernah sepih dari kritik orang-orang yang tidak ingin melihat perubahan. Tapi, dalam diam walikota dan wakil terus bekerja. Warga pun terus bersenandung agar kota ini harus jadi riang, menampilkan raut girang dan berhiaskan senyum sungging. Dalam salah satu bait pusinya berjudul “Rindu Kupang Berwajah Girang” Frans Sarong, wartawan senior menulis; “Tubuhmu masih senjang, Tak cukup benahi patung, Bangun jalan mentereng, Atau lampu bersinar terang. Butuh laman rindang, Hijauan pembalut karang, Hiasi beranda Kupang, Penghalau gerah beringsang. Waktunya bangkit menantang, Tugas utama pada pamong, Warga bergandeng, Hijaukan beranda sudung”. (joseph k. diaz)