Sensus Ekonomi Digelar Agustus-September 2017

oleh -30 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Sensus Ekonomi  lanjutan khusus untuk Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar (UMK-UMB) digelar lagi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus hingga September 2017. Tujuannya, untuk mengetahui potensi ekonomi daerah di luar sektor pertanian.

“Pada Agustus sampai September 2017, BPS akan melakukan Sensus Ekonomi 2016 lanjutan dan dikhususkan pada Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB) dengan tujuan untuk mengetahui potensi ekonomi daerah di luar sektor pertanian,” kata Kepala BPS NTT Maritje Pattiwalapia kepada wartawan di Kupang, Rabu (24/5).

Ia menjelaskan, Sensus Ekonomi (SE) lanjutan dari sensus pertama yang digelar hingga Juni 2016 itu juga untuk menetapkan indikator rencana pembangunan baru yakni indikator ekonomi kreatif, pariwisata, kemaritiman, sumber daya air dan kekerasan terhadap perempuan.

“Karena sensus ini cakupannya luas dan mendalam maka jajaran BPS terutama yang terlibat langsung dalam kegiatan sensus itu dituntut untuk bekerja keras dan fokus, sehingga tujuannya tercapai,” katanya.

Selain itu, sebut dia, seluruh jajaran BPS Provinsi maupun Kabupaten/Kota diharapkan agar memperkuat kualitas data dengan melakukan verifkasi data dari petugas lapangan.

Untuk maksud tersebut (memperkuat kualitas data), maka selama empat hari pada April 2017 terhitung tanggal 4-7 April 2017 digelar Rapat Teknis Daerah (Ratekda) untuk mengkoordinasikan pelaksanaan lanjutan Sensus Ekonomi Tahun 2016, melakukan evaluasi atas kegiatan BPS Tahun 2016 dan rencana kerja tahun 2017. Juga, merumuskan percepatan perbaikan budaya kerja di lingkup BPS se-NTT.

“Kami berharap Rapat Teknis Daerah (Ratekda) ini mampu memberikan sumbangsih yang berarti bagi pemerintah daerah, dalam mengetahui perkembangan daerahnya,” katanya.

Data itu juga, lanjut dia, dapat menjadi pijakan dalam mengimplementasikan visi dan misi para kepala daerah untuk membangun daerahnya, tandasnya.

BPS secara nasional pada 1-30 Mei 2016 menggelar Sensus ekonomi mendata seluruh aktivitas ekonomi yang tersebar di 17 sektor yang ada di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur kecuali sektor pertanian.

Sensus pertama itu tujuannya, untuk mendapatkan potret utuh perekonomian bangsa sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.

Berikut pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh (selain sektor pertanian) akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur sektor ekonomi nonpertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya.

Kegiatan seperti ini (Sensus Ekonomi) sebelumnya juga sudah dilaksanakan empat kali sejak tahun 1986, 1996, 2006 dan 2016 dan nanti Agustus 2017.

Wakil Gubernur NTT, Beny Litelnoni, yang melaunching Sensus Ekonomi itu menyampaikan terima kasih dan profisiat kepada BPS NTT dan Kabupaten/Kota atas kerja keras dan jalinan kerjasama dalam meintis terbangunnya Pusat Data untuk kepentinhan pembangunan NTT, atau yang dikenal dengan nama Flobamora Satu Data. Juga apresiasi terhadap seluruh komponen masyarakat terutama pelaku usaha yang telah membantu BPS NTT dalam mensukseskan Sensus Ekonomi 2016..

Menurut dia, NTT dengan jumlah penduduk 5,2 juta jiwa memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah di berbagai lapangan usaha seperti pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, dan lainnya. “Potensi-potensi tersebut mampu mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi mencapai 22,01 persen di tahun 2016, lebih besar daripada capaian pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Wagub. (ant/rb)

Ket Foto : Dialog Interaktif tentang Sensus Ekonomi dengan narasumber Stanis Man (dosen Unika), i Wayan Darmawa (Kepala Bappeda NTT), Frangky Ongko (pengusaha), dan Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia, yang dipandu ASer Rihi Tugu.