Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH
KOTA KUPANG – Sejumlah pasar di Kota Kupang akan menyediakan display info harga barang komoditas. PD Pasar Kota Kupang dengan dukungan Bank Indonesia akan menyediakan display atau fasilitas layar monitor yang menampilkan informasi harga di beberapa pasar di Kota Kupang.
Demikian salah satu poin yang disepakati dalam high level meeting (HLM) dan rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Triwulan III Tingkat Kota Kupang yang berlangsung secara virtual, Kamis (12/8).
Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH, menyambut baik rencana tersebut dan memerintahkan PD Pasar Kota Kupang dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk secara rutin melakukan pemantauan harga di pasar, sehingga info kenaikan harga diketahui lebih dini dan bisa segera diambil langkah antisipasi.
Wali Kota juga berterima kasih kepada semua stakeholder dan mitra yang selama ini telah memberi dukungan yang luar biasa serta terlibat dalam upaya membangun dan menata Kota Kupang khususnya pengendalian inflasi.
Menindaklanjuti rekomendasi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, kepada semua pihak yang terlibat dalam TPID, Wali Kota mengimbau agar bisa menjadi catatan untuk bersama-sama Pemkot Kupang mengawal upaya pengendalian inflasi di Kota Kupang.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam presentasinya menjelaskan, pada Juli 2021, Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,88% (mtm). Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga ikan kembung akibat hasil tangkapan nelayan yang menurun, serta kenaikan harga daging babi di tengah wabah ASF yang masih berlanjut. Di sisi lain, berbagai jenis komoditas hortikultura seperti tomat dan sawi putih terus melanjutkan penurunan harga pasca Badai Siklon Seroja.
Secara tahunan, inflasi Kota Kupang pada Juli 2021 tercatat sebesar 1,55% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,52% (yoy). Dampak Siklon Seroja terhadap inflasi ternyata lebih rendah dibandingkan perkiraan semula. Namun bila dilihat lebih rinci per kelompok, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau masih tercatat sangat tinggi sebesar 4,76% (yoy), sehingga perlu menjadi perhatian.
Selain display harga, BI juga mengajukan sejumlah rekomendasi untuk upaya pengendalian inflasi di Kota Kupang. Di antaranya mendorong untuk membentuk kluster komoditas penyumbang inflasi seperti kluster bawang merah, cabai merah, cabai rawit, juga mendorong pembuatan green house untuk menjamin produksi sayuran agar dapat berproduksi sepanjang tahun. BI juga mendorong akselerasi pembangunan pabrik pakan ternak untuk menekan biaya produksi ternak ayam.
Menurut Nyoman, 70 persen biaya daging dipengaruhi oleh harga pakan ternak yang dipasok dari luar daerah, karena itu untuk menekan harga ternak, NTT khususnya Kota Kupang perlu memiliki pabrik pakan ternak tersendiri.
BI juga mendorong bantuan kapal ke masyarakat terutama tonase besar untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nelayan (1 sampai 10 GT). BI juga mendorong perlunya kerja sama antara daerah untuk menjamin pasokan kita komoditas yang biasa dipasok dari luar.
Dalam rapat tersebut sejumlah stakeholder terkait seperti Bulog dan Satgas Pangan NTT memastikan ketersediaan stok pangan untuk Kota Kupang masih cukup hingga 2-3 bulan ke depan. Sementara pihak Pelindo III Kupang juga memastikan proses bongkar muat dan distribusi barang di Pelabuhan Tenau berjalan normal.
Rapat yang dipandu oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, SH diikuti oleh General Manager PT. Pelindo III Kupang, Agus Nazar, perwakilan dari Pertamina, Bulog, Angkasa Pura dan BPS Kota Kupang. Turut serta pula sejumlah pimpinan perangkat daerah terkait, antara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan dan Direksi PD Pasar Kota Kupang. (ans/st)