Sidik Jari Melki Laka Lena di Penghujung Bhakti

oleh -22 Dilihat

Legasi Melki Laka Lena sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, telah tercatat dalam sejarah. Ada banyak jejak karya yang telah dilakukan bagi rakyat NTT. Tidak saja di Dapil NTT 2, tapi bagi seluruh rakyat NTT. Sidik jarinya membekas abadi bagi rakyat.

SIDIK JARI  terakhir yang ditorehkan di penghujung bhaktinya di Senayan pada 22 September 2024, adalah zoom meeting bersama kemitraan dan 1.800 warga. Juga, meletakan batu pertama pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) GMIT Betlehem Oesapa, di Kota Kupang.

Melki Laka Lena tak pernah kerja dalam gegap gempita, tapi dalam keheningan yang sarat makna. Itulah karakter seorang pemimpin yang bersahaja, dan tidak pernah henti berjuang untuk nasib rakyat NTT.

Melki bukan sosok yang gemar berpolemik. Ia lebih memilih jalan sunyi namun penuh tanggung jawab. Dia senantiasa membawa suara rakyat NTT yang kerap terpinggirkan oleh derasnya arus ibu kota.

Di Senayan, Melki menjadi wakil yang tak sekedar hadir. Dia menjadi jembatan hidup antara tanah kering Nusa Tenggara Timur dan deru kota metropolitan Jakarta. Ia berdiri kokoh, bukan hanya sebagai wakil rakyat, tetapi juga sebagai simbol harapan bagi tanah kelahirannya yang dia cintai.

Sidik jari terakhir sebagai anggota DPR RI bukanlah akhir bagi Melki, tetapi awal dari sebuah perjalanan baru. Hari ini, dalam diam, Melki memaksimalkan detik-detik akhir masa baktinya dengan menuntaskan tugasnya bersama tiga kemitraan penting via layar zoom.

Dalam kesederhanaan, Melki menyapa 1800 jiwa yang tersambung dalam jaringan digital, mempertegas bahwa tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat tak berhenti meski waktunya di Senayan telah usai.

Tidak saja meninggalkan jejak politik, Melki juga meninggalkan warisan nyata bagi tanah kelahirannya. Di bidang kesehatan, jejaknya terpahat jelas, memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Bahkan, di hari terakhirnya, Melki masih menorehkan sejarah baru dengan meletakkan batu pertama pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) GMIT Betlehem Oesapa, di Kota Kupang. Di bawah kolong langit Kota Kupang, tangan Melki kokoh memegang batu, menyusunnya dengan keyakinan bahwa inilah pondasi bagi masa depan NTT yang lebih baik. Langkah kecil yang akan membawa perubahan besar.

Prosesi peletakan batu pertama pembangunan BLK GMIT Betlehem ini dihadiri yang mewakili Pj Walikota Kupang, Kadis Kelautan Perikanan Eben Doeka, Pdt Dr. Meri Kolimon dosen UKAW dan mantan Ketum Sinode GMIT, serta Ketua Pembangunan BLK juga sarana olahraga dan tempat parkir GMIT Betlehem Piet Djami Rebo, Pdt. Mersi dan Pdt Eli serta ratusan warga yang turut menyaksikan momen tersebut.

Di sana hadir pula harapan. Harapan bahwa NTT tidak akan lagi sekedar menjadi provinsi di bagian timur Indonesia, tetapi akan berdiri sejajar dengan daerah lain di Indonesia, dan rakyat NTT akan semakin kuat menapak di tengah laju zaman.

Seiring dengan tugas yang dituntaskan hingga akhir, Melki Laka Lena meneguhkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang tak hanya bicara, tetapi bertindak dengan bukti dan aksi nyata. Dalam benaknya, terpatri satu hal: NTT yang ia cintai layak mendapat lebih. Banyak hal yang sudah dilakukan sebagai aksi nyata bahwa meski melangkah keluar dari Senayan, ia tetap berada bersama rakyat untuk memperjuangkan masa depan NTT.

Sudah Bangun 30 BLK di NTT

Selama lima tahun menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena sudah membangun 30 BLK dengan total anggaran mencapai Rp 30 miliar.

“Di tahun 2024 ini ada 3 lembaga keagamaan lainnya yang kami usulkan menerima BLKK yakni Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Majelis Sinode Kota Kupang, Yayasan Perguruan Tinggi Henricus Leven (YAPERTHEL) Flores Timur dan Yayasan Cahaya Cordial Claret Kota Kupang,” sebut Melki Laka Lena.

“Total sudah 30 BLKK (Rp 30 miliar) aspirasi kami yang dibangun di NTT selama 5 tahun kami menjabat sebagai anggota DPR RI. BLKK ini adalah program pemerintah dibawah Kementerian Tenaga Kerja RI yang merupakan mitra kerja kami di Komisi IX DPR RI, yang peruntukannya bagi lembaga/komunitas keagamaan. Anggaran untuk BLKK sebesar Rp 1 miliar meliputi fisik bangunan sebesar Rp 500 juta, dan untuk kelengkapan dan peralatan sebesar Rp 300 juta serta biaya pelatihan gratis selama dua tahun sebesar Rp 200 juta,” jelas Melki Laka Lena menambahkan.

Tidak hanya itu, pada tahun anggaran 2021, Melki Laka Lena juga telah memperjuangkan dan mendorong pemerintah pusat melalui Kemnaker yang merupakan mitra kerja Komisi IX untuk membangun gedung Satuan Pelayanan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Satpel BPVP) Kupang di Jalan Thamrin, Kota Kupang dengan anggaran sebesar Rp100 miliar.

“Satpel BPVP ini dahulu merupakan kantor UPTD Balai Latihan Tenaga Kerja (BLK) Kupang yang berada di bawah naungan Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi NTT. Satpel BPVP Kupang ini beralih status menjadi Satuan Kerja (Satker) yang menaungi seluruh BLK komunitas maupun BLK pemerintah di kabupaten/kota se-NTT,” jelas Melki Laka Lena.

Di hari terakhir masa jabatannya sebagai wakil rakyat NTT di Senayan, selain peletakkan batu pertama pembangunan BLKK GMIT Betlehem Oesapa Barat, Melki Laka Lena juga bertemu dengan 1800 masyarakat secara virtual dalam acara sosialisasi Germas bersama mitra Kemenkes RI di Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. (eman krova/laurens leba tukan)