Syukuran Satu Abad SDK St Paulus Lodoblolong, Sederhana Tapi Bermakna Historis

oleh -452 Dilihat

LODOBLOLONG, mediantt.com – Perayaan syukuran satu abad (100 tahun) SDK St. Paulus Lodoblolong di Desa Lodotodokowa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, berlangsung sederhana tapi bernilai historis.

Kehadiran berbagai pihak baik Pemerintah Kabupaten Lembata, Ketua Yapenduklem (Yayasan Pendidikan Umat Katolik Lembata), tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh pendidik, menunjukkan bukti dukungan terhadap eksistensi SDK St. Paulus Lodoblolong, yang secara historis telah melahirkan 2.154 peserta didik dengan 13 kepala sekolah yang telah mengabdikan diri.

Menariknya, dengan mengusung tema “Semangat 100 Tahun Menuju Generasi Emas Tahun 2045: Beriman, Berkarakter dan Berdaya Saing Wujud Dedikasi Pendidikan SDK St. Paulus Lodoblolong”, pihak sekolah dan panitia perayaan menghadirkan tokoh pendidik yakni mantan kepala sekolah dan juga para alumni.

Pj Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, sebelumnya dipastikan hadir pada perayaan syukuran satu abad, namun terkendala agenda persiapan pelantikan Bupati-Wakil Bupati dan Paripurna Dewan, terpaksa diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum, Yohanes Berchmans Daniel Dai.

Acara syukuran yang mengambil tempat di halaman SDK St. Paulus Lodoblolong ini dimulai dengan perayaan misa syukur, dipimpin Pastor Paroki St. Wilhelmus Lodoblolong, Romo Petrus Suban Diaz, Pr.

Pastor Paroki dalam kotbanya menegaskan bahwa lembaga ini lahir dari buah misi Gereja Katolik. Seharusnya juga sekolah ini menjadi bagian dari misi pewartaan Gereja.

“Sekolah ini tidak hanya didedikasikan untuk mendidik orang menjadi pintar tetapi juga diajak untuk lebih dekat dengan Tuhan,” ujar Pastor Paroki.

Untuk diketahui, SDK St. Paulus Lodoblolong sendiri didirikan pada 1 Januari 1925, berawal dari perjanjian ‘Flores Contract’ antara pihak Hindia Belanda dengan Misi Katolik diwakili oleh Pater Van Lith, SJ dan Pater E. Engbers, SJ. Saat itu, sekolah tersebut dinamakan Sekolah Rakyat (SR) dengan kelas yang terbatas yakni kelas 1 sampai kelas 3.

Kunjungan Pater Bernard Bode, SVD di wilayah Lodoblolong kala itu merupakan awal berdirinya SDK St Paulus Lodoblolong. Kini sekolah tersebut memasuki usia 1 abad. Sebuah perjalanan sejarah yang begitu panjang dengan berbagai kenangan pahit manisnya.

Tentunya sekolah ini telah berkontribusi nyata pada dunia pendidikan di Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Banyak sudah alumni yang telah berkarya, mengabdi diri bagi kemajuan bangsa dan negara, dan bagi daerah ini, yang lahir dari rahim ibu yakni SDK St. Paulus Lodoblolong.

Menghormati jasa sekolah Katolik ini, Pj. Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Asisten III, secara pribadi dan Pemda menyampaikan proficiat dan selamat berbahagia kepada seluruh keluarga besar SDK St. Paulus Lodoblolong.

Bupati berharap di moment spesial ini semua pihak dapat bergerak bersama dalam sebuah gerakan perubahan, melibatkan semua komponen lintas sektor.

Gerakan perubahan yang dimaksud Bupati adalah menyatukan kembali roh pendidikan, yang tidak hanya persoalan mutu pendidikan, tetapi juga soal mental dan karakter peserta didik.

Bagi seorang Pj Bupati, pandai dan terampil saja tidak cukup, kalau tidak diimbangi dengan budi pekerti yang baik. Karena itu ia berharap pendidikan etika di sekolah harus juga diajarkan. “Bila perlu pelajaran etika diajarkan di sekolah ini,” kata Pj Bupati.

Selanjutnya, Pj Bupati mengingatkan tantangan dunia pendidikan terberat saat ini adalah bagaimana menjadikan generasi muda berkarakter.

“Di dalam dirinya harus tumbuh nilai-nilai etika, sopan santun, kejujuran, kedisiplinan, optimisme, kerja keras, kerja cerdas, dan semangat kebersamaan,” kata Bupati.

Melengkapi statement itu, salah satu hal yang disoroti Bupati adalah iklim pendidikan yang nyaman dan kondusif. Bagi Bupati, iklim pendidikan yang nyaman dan kondusif akan membentuk dan melahirkan generasi muda Lembata yang unggul, kompetitif dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.

Untuk itu perlu adanya reorientasi penyelenggara pendidikan yang melibatkan masyarakat melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.

Salah satu hal yang diangkat Bupati adalah dengan menciptakan manajemen sekolah yang transparan, akuntabel, dan partisipatif.

Hadir saat itu, Asisten III Bidang Administrasi Umum, Yohanes Berchmans Daniel Dai, Ketua Yapenduklem, Petrus Toda Atawolo, Wakil Ketua DPRD, Fransiskus Xaverius B. N, Anggota DPRD, Stefanus Lazarus Tapobali, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangun, Donatus Boli, Pastor Paroki St. Wilhelmus Lodoblolong, beberapa Kepala OPD dan Camat Lebatukan.

Acara syukuran itupun ditandai dengan pemotongan kue ulang tahun dan diakhiri dengan foto bersama. (baoon)