LAMUDUR – Implementasi Program RPM yang diusung Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran melalui pemanfaatan teknologi penanaman padi jajar legowo 2:1 sangat membantu petani. Karena itu, harus terus disosialisasikan kepada petani dan diperluas.
“Dengan pemanfaatan teknologi itu hasil produksi padi milik petani semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah desa tetap berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan PPL agar teknologi penanaman itu tetap disosialisasikan kepada petani agar bisa mengadopsinya untuk meningkatkan hasil produksi tananaman padi,” kata Kepala Desa Lamudur, Kecamatan Weliman, Yohanes Seran kepada wartawan di Lamudur, Rabu (22/5/2019)
Kades Seran mengatakan, menurut hasil pantauannya di lapangan hasil produksi dari tahun ke tahun di desanya semakin meningkat. “Dua hari lalu kita lakukan panen padi milik petani atas nama Hendrikus Wuwur, hasilnya sangat luar biasa karena sesuai hasil ubinan PPL per hektarnya bisa mencapai 9,12 ton,” katanya.
“Ini hasil yang sangat luar biasa karena sesuai pengalaman petani ketika belum disentuh dengan teknologi pertanian hasil panen per hektar hanya berkisar maksimum 3-4 ton/ha,” ia menambahkan.
“Saya senang sekali karena atas kerja keras Bupati SBS yang mau mendatangkan tim ahli RPM dan menyediakan Penyuluh Pertanian ternyata sangat membantu rakyat untuk meningkatkan produktifitas hasil padi masyarakat”.
Ia juga menjelaskan, dari hasil pantauannya sebagai kepala desa ternyata petani di desa sudah mau mengadopsi teknologi pertanian yang diperkenalkan pakar RPM dan mendapat pendampingan PPL agar ke depan semakin diperluas.
PPL Desa Lamudur, Anton Seran Nahak kepada wartawan mengatakan, pihaknya tetap melakukan pendampingan bagi para petani di desanya. Kata dia, tahun ini petani lahan basah yang mau mengimplementasikan teknologi penanaman jajar legowo 2:1 baru seluas 5 hektar dari 40 ha lahan sawah yang ada di desa.
“Yang namanya petani sawah di desa itu butuh bukti baru mereka percaya. Saat pengenalan teknologi penanaman itu mereka juga datang untuk mendengarkan sosialisasi tetapi saat penanaman mereka tetap menggunakan pola pertanian convensional sesuai tradisi selama ini,” katanya.
Menurut dia, saat panen dua hari lalu pihaknya melibatkan petani lainnya untuk panen hingga proses ubinan sehingga mereka yakin dengan keampuhan teknologi penanaman yang digunakan.
“Untuk merubah pola pikir dan perilaku petani terkait pemanfaatan teknologi yang baru memang kita harus bersabar dan butuh proses. Dengan hasil panenan dan ubinan yang mencapai 9,12/ha, para petani terlihat antusias untuk mencoba teknologi penanaman itu,” tegasnya.
Pemilik lahan, Henderikus Wuwur kepada wartawan mengatakan sangat senang dengan hasil panenan tahun ini. “Tahun ini saya senang sekali bisa panen padi dengan hasil melimpah. Hasil ubinan di sawah milik saya oleh PPL bisa mencapai 9,12 ton/ha,” katanya.
Ia berterima kasih kepada Bupati Malaka yang sudah mengusung program RPM karena sangat membantu rakyat. Dulu sebelum disentuh program RPM ia hanya bisa panen 3-3,5 ton/ha tetapi saat ini bisa mencapai 9,12 ton/ha. “Terima kasih Pak Bupati dan tolong terus galakkan dan lanjutkan program RPM karena sangat membantu petani di desa,” harap dia. (boni/jdz)