Testimoni Perempuan Spanyol: Teluk Maumere Itu Surprise

oleh -21 Dilihat

MAUMERE – Teluk Maumere, sebuah kawasan laut yang pernah menjadi perbincangan dunia internasional sebelum diterpa tsuami tahun 1992. Ternyata cerita itu masih terus membekas hingga saat ini. Gemala Hanapal, perempuan berdarah Spanyol, dalam testimoninya, menyebut Teluk Maumere sebagai sesuatu yang surprise.

Gemala Hanapal adalah satu di antara 11 peserta lomba foto bawah laut yang datang dari luar negeri. Kegiatan yang terpusat di kawasan Teluk Maumere selama 11-14 September 2017 itu, digelar oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTT.

Saat pengumuman hasil lomba foto bawah laut, Kamis (14/9) di Pusat Jajanan dan Cinderamata Maumere, panitia penyelenggara sengaja meminta testimoni dari peserta foto bawah laut. Gemala Hanapal kemudian didaulat rekan-rekannya menyampaikan testimoni. Perempuan ini memang berdarah Spanyol, tetapi dia sudah naturalisasi dan menjadi warga negara Indonesia.

Dia mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selama beberapa tahun terakhir ini dia tinggal di Jakarta. Tampil dengan padanan rok tenun ikat Maumere, pemenang ketiga kategori white angel ini mengaku sudah beberapa kali menyelam di perairan NTT, seperti di Alor, Flores Timur, dan Lembata. Dan kali ini untuk pertama kalinya dia datang ke Maumere guna menjelajahi kawasan Teluk Maumere.

“Jujur saja, di luar dugaan, surprise, bagus banget di sini. (Teluk) Maumere punya potensi yang besar, punya beberapa macam karakter di sini,” ungkap Gemala.

Satu karakter yang mengagumkan, cerita dia, yaitu semacam patahan di kedalaman laut yang dia sebut dengan slop. Dia menggambarkan slop itu seperti dangkalan yang terus ke kedalaman.

“Pantainya ada beberapa yang kita sebut slop, itu yang dari dangkalan terus ke kedalaman, lalu turun perlahan-lahan, dan di sana tumbuh koral-koral, slop koral yang warna-warni, dengan ikan-ikan yang banyak. Lalu ada juga wall-nya, dia berbentuk seperti tebing begitu, dan ujung-ujung ada karang-karang yang subur sekali,” cerita Gemala.

Keindahan Teluk Maumere sebagaimana penglihatan Gemala ternyata tidak sampai di situ. Dia juga mengungkap satu lagi spot yang sempat membuat dia terpesona. “Yang buat saya cukup kaget, ada yang namanya wiven, dan itu bentuknya seperti kipas besar, dan di (teluk) Maumere itu ukurannya gede-gede, sudah pernah lihat belum? Itu besar sekali di sini. Menarik sekali,” ungkap dia.

Penasaran dengan itu, Gemala lalu menyandingkan dengan manusia yang berdiri di samping kipas tersebut, dia memotretnya, sekedar untuk membandingkan ukuran tinggi dan besar. Pengalaman lain yang dia temui saat berada di bawah laut Teluk Maumere, yakni begitu banyaknya ikan-ikan besar. Malah dia sempat melihat ikan hiu yang besar. Buat dia, itu agak aneh, karena selama menyelam pada spot-spot yang tidak terlalu berarus.

Menurut pengetahuannya, ikan hiu biasanya lebih suka pada arus. Terhadap semua pengalaman itu, Gemala mengingatkan kepada masyarakat NTT dan khususnya Maumere, untuk benar-benar menjaga dan merawat potensi bawah laut di kawasan Teluk Maumere, yang menurutnya sangat luar biasa.

Leburaya Kritik Sikka

Gubernur NTT Frans Leburaya sempat melontarkan kritik pedas kepada masyarakat dan Pemerintah Sikka. “Saya tadi sengaja untuk minta carikan mobil, saya mau sewa, saya suruh carikan Fortuner. Saya ingin tahu berapa sih harga sewa mobil di sini. Satu hari Rp 2 juta, saya bilang kan pakai cuma tiga jam. Tapi tetap dua juta. Ini yang menurut saya tidak wajar,” cerita Frans Leburaya, Kamis (14/9) di Pusatp Jajanan dan Cinderamata Maumere.

Ia mengatakan, masyarakat Kabupaten Sikka, harus ikut berpartisipasi menjaga keramahtamahan. Buat dia, tidak cukup hanya dengan keramahtamahan, tetapi mesti keramahtamahan yang wajar. “Kasus” sewa mobil Fortuner seharga Rp 2 juta untuk 3 jam, hemat dia, adalah sebuah tawaran harga yang tidak wajar. “Ini contoh saja. Kalau ada orang dari Jakarta ke Maumere, tiket pesawat sudah mahal. Lalu sewa mobil, mahal juga. Nanti pulang, dia cerita, Maumere itu indah, tapi sewa mobilnya mahal-mahal. Hotelnya juga mahal, makanannya tidak enak. Ini cerita sederhana, tidak luar biasa, tapi cerita ini sangat mempengaruhi kunjungan orang ke sini. Karena itu harus tetap ramah, tapi juga yang wajar,” tegas Frans Leburaya.

Ia menganggap ini persoalan serius yag harus dibenahi dan disikapi sungguh oleh pemerintah setempat. Tugas pemerintah, katanya, harus terus-menerus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga sikap keramahtamahan yang wajar demi memberi rasa nyaman kepada wisatawan.

“Saya selaku Gubernur merasa ini harus dibenahi, karena sangat berpengaruh bagi pengunjung-pengunjung kita di sini. Ini tugas pemerintah. Kumpul itu para pemilik hotel, bicara. Kumpul itu para pemilik mobil, bicara. Bicara sebaik-baiknya. Memang urusan usaha harus untung, tapi jangan sampai orang merasa tercekik lehernya,” kata Leburaya. (vicky da gomez)

Ket Foto: Gemala Hanapal, salah seorang peserta lomba foto bawah laut, Kamis (14/9) di Pusat Jajanan dan Cinderamata Maumere, sedang menyampaikan testimoninya menyelam di beberapa spot Teluk Maumere.