MAUMERE – Pemerintah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melarang seluruh penumpang, dan anak buah kapal (ABK) KM Lambelu untuk turun dari kapal milik Pelni itu. Sebab, tiga orang ABK diduga positif terpapar Covid-19. Pemerintah Sikka pun melarang untuk sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTT, Jelamu Ardu Marius mengaku masih melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sikka, terkait hal tersebut.
“Kami masih menanti kepastian informasi (ABK positif) itu dari pemerintah Sikka,” katanya, Selasa (7/4/2020).
Dia mengatakan, tentunya Pemda Sikka telah menerapkan sejumlah langkah termasuk protokol kesehatan yang berstandar WHO dalam penanganannya. “Kalau ada informasi akan kami sampaikan,” katanya.
Diketahui, KM Lambelu yang berlayar dari Tarakan Kalimantan Timur memuat 233 penumpang termasuk ABK. Setiba di perairan Maumere Kabupaten Sikka, Senin 02.30 Wita, kapal milik PT Pelni itu dilarang bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere. Petugas kesehatan lalu melakukan pemeriksaan terhadap seluruh awak dan penumpang.
Informasi yang diperoleh dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, ternyata ada tiga orang ABK yang diduga positif Covid-19.
Seperti dilaporkan Antara, Selasa (7/4), Kadis Kesehatan Maumere Petrus Herlemus menjelaskan, pemeriksaan pertama dilakukan terhadap 95 anak buah kapal (ABK) yang sebelumnya berinteraksi dengan empat penumpang kapal atas Nunukan yang sudah dinyatakan positif Covid-19.
Baru kemudian para penumpang kapal diperiksa, sehingga totalnya mencapai 328 orang diperiksa di atas kapal oleh petugas kesehatan yang menggunakan alat pelindung diri lengkap.
Dia mengatakan, untuk mempercepat proses pemeriksaan terhadap para penumpang kapal dan ABK, ada 20 petugas kesehatan yang ditugaskan ke atas kapal. Masyarakat atau penumpang kapal juga diimbau untuk kooperatif membantu para petugas kesehatan, sehingga proses pemeriksaan kesehatan bisa berlangsung cepat.
Setelah diperiksa kesehatan, lanjut dia, para penumpang kapal tersebut belum diizinkan pulang ke rumah masing-masing, karena harus menjalani masa karantina di Kota Maumere selama 14 hari penuh. ”Mereka nanti dikarantina selama 14 hari di salah satu gedung di Maumere dan akan dipantau terus selama 14 hari itu,” tambah dia.
Ada beberapa sekolah negeri yang sudah disiapkan, tetapi karena ada penolakan dari warga sekitar sehingga terpaksa dipindahkan ke salah satu gedung di tengah kota. (*/jdz)
Lebih baik semua pintu penyeberangan di NTT di tutup agar NTT bebas dari virus corona.
Untuk bahan logistik tetap berjalan seperti biasanya
Hey bang, tolonglah kau dengan judul kau itu. Kau tau bedakan orang positif dan diduga terpapar tidak? Jadi tolonglah jangan buat masyarakat resah, masyarakat bisa keliru dan tersesat informasi berkah berita kau. Tolonglah saya tau karena judul ini buat kau bisa dapat banyak klik tapi kau tau tidak dibalik itu semua masyarakat resah. Janganlah kau tukar keresahan masyarakat dengan klik. Tolonglah
Apakah hasil swabnya sudah keluar sehingga dikatakan positif?
Ini orang sudah tahu ni penyakit berbahaya… menular dengan cepat,,,, kenapa masih melawan dan melakukan perjalanan..tdk kasian keluarga di kampung ko