BELABAJA – Sebanyak 158 siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Nagawutun, Kabupaten Lembata, bersama 12 orang guru dan dua pembina bertahan selama tiga hari di tengah hutan Klua Lef Molu, bekas kampung lama, tak jauh dari Desa Belabaja (Boto). Kegiatan ini dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Pramuka ke-58 tingkat Gudep SMPN 2 Nagawutun tahun 2019.
Di hutan di bawah lereng Labalekan, gunung tertinggi di Lembata itu, para murid dari Gugus Depan (Gudep) SMPN 2 Nagawutun bersama para guru dan pembina melakukan kegiatan perkemahan di tengah hutan yang didominasi pohon kemiri.
“Bersama para siswa kami melaksanakan kegiatan kemah pramuka Gudep Nagawutun 2 di Klua Lef Molu, Desa Belabaja selama tiga hari. Dimulai dari Senin 12 hingga Rabu 14 Agustus. Kami memilih tempat ini karena tak jauh lokasi sekolah,” ujar Konrardus Soni Labaona, Kepala SMPN 2 Nagawutun dalam keterangan tertulis kepada media ini, Rabu (14/8).
Menurut Labaona, kegiatan tersebut dipusatkan di hutan dengan harapan agar anak-anak menyatu dengan alam. Mayoritas orangtua siswa petani sehingga mereka bisa merasakan suasana alam, tempat di mana orangtua mereka hidup dan berkarya untuk kehidupan mereka. Anak-anak pun kelak diharapkan bisa hidup selaras alam.
Ia menjelaskan, pada hari pertama kegiatan kemah bhakti penggalang ini dimulai dengan pendirian kemah, apel pembukaan, materi pramuka, dan pendidikan iman Kristiani. Sedangkan, pada hari kedua, diisi dengan olahraga, bhakti sosial, kegiatan baris-berbaris, upacara api unggun, yel-yel Gudep, dan renungan malam.
Sementara itu, hari terakhir, dilaksanakan kegiatan olahraga, apel bendera, lomba memasak dengan bahan makanan lokal, makan siang, pembongkaran kemah, kegiatan penutup yang diawali dengan doa.
Labaona juga mengatakan, tujuan kemah bakti penggalang Gudep 2 Nagawutun yaitu mendidik dan membina generasi muda sekolahnya ke hal-hal positif guna meningkatkan karakternya sebagai calon pemimpin masa depan bangsa dan negara serta menjadi kader di lingkungannya dengan dasar dan metode kegiatan Pramuka.
“Selama tiga hari kami melaksanakan kemah di hutan. Dengan demikian, harapan kami ilmu dan pembinaan yang diterima menjadi bekal di kemudian hari. Melalui kegiatan ini, anak-anak juga diharapkan memiliki mental dan budi pekerti yang baik tak hanya di sekolah tapi di tengah masyarakat. Sesuatu yang menjadi harapan kami para guru, orangtua bahkan pemerintah,” kata Labaona. sarjana lulusan Universitas Flores, Ende.
Pembina Pramuka Raimundus Moniq juga merasa bangga karena bisa membantu menyukseskan kegiatan kemah bhakti ini berkat kerja sama dengan kepala sekolah, para guru, orangtua, dan semua pihak.
“Kami sangat senang karena kegiatan kemah Gudep 2 Nagawutun tahun ini didukung orangtua murid dan pihak komite sekolah. Mereka berharap kegiatan kemah seperti ini menjadi agenda rutin. Kami juga didukung tiga pembina luar yakni kaka Yoman de Ona, Dion Atawua, dan Rio de Ona. Ketiga kakak ini alumni sekolah kami,” jelas Raymon.
Menurut Labaona, kegiatan kemah apramuka di SMPN 2 Nagawutun sudah berlangsung sejak sekolah ini dipimpin kepala sekolah terdahulu, Petrus Perwain de Ona dan Bernadete Rete. Kegiatan ini merupakan yang keempat sejak ia dipercaya memimpin sekolah itu.
“Kemah di hutan Klua Lef Molu ini yang pertama sejak saya dipercaya jadi kepala sekolah. Kegiatan sebelumnya kami lakukan bersama Kwarcab Nagawutun di Loang, kota Kecamatan Nagawutun,” kata Labaona.
Kegiatan ini direspon tiga siswa, Fansos Mudaj, Butet Wujon, dan Ines de Ona. “Kami bisa belajar disiplin, mandiri, bertanggung jawab, dan punya mental rohani dan spiritual yang baik,” kata Butet Wujon. (jdz)
Ket foto: Kegiatan kemah Pramuka di hutan Klua Lef Molu memperingati HUT Pramuka ke-58 tingkat Gudep SMPN 2 Nagawutun tahun 2019. (Foto: Dok. ibu Juventa de Ona, guru SMPN 2 Nagawutun)