Tiga Instruksi SBY Untuk Pengurus Baru

oleh -17 Dilihat

JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara resmi mengukuhkan dan melantik susunan kepengurusan partainya periode 2015-2020. Pengukuhan ini belangsung dalam rapat rimpinan nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (4/7).

Dalam agenda itu, perwakilan pengurus partai dari masing-masing tingkatan menandatangani surat pelantikan. Dan secara resmi, mereka pun sah menjadi pengurus Partai Demokrat periode 2015-2020.

Seusai mengukuhkan dan melantik pengurus partai, ketua umum partai berlambang mercy itu memberi tiga instruksi khusus kepada para pengurus partai. “Pertama, marilah berpolitik yang baik,” ujarnya seusai pelantikan pengurus partai.

Caranya, lanjut SBY, dengan tidak merusak demokrasi, tidak menyalahgunakan wewenang, dan tidak menabrak pranata hukum. “Serta, tidak merusak parpol lain dengan memfitnah, membunuh karakter parpol lain, dan yang lainnya,” tuturnya.

Jika ingin menang dalam pilkada serentak, pemilu, dan pileg maka berupayalah sekuat tenaga untuk menang. “Tunjukkan pada rakyat kalau Demokrat mampu melakukan yang terbaik tanpa menghancurkan pesaing yang lain,” sambung mantan presiden RI ke-6 itu.

Menurut dia dengan niat dan cara berpolitik yang baik maka akan meghasilkan hasil yang baik.

Kedua, harus menjaga diri agar tidak melakukan penyimpangan dan pelanggaran hukum. “Terakhir adalah khusus untuk pengurus partai baru untuk menjaga kekompakan. Kita harus all out dalam menjalankan tugas agar partai benar-benar sukses,” ujar SBY.

Dia juga menyebutkan, para pengurus agar jangan mau untuk dipecah belah. Menurutnya, setelah terlantiknya pengurus partai yang baru pasti akan ada yang mengomentari dengan bahasa yang milir (menyerang). “Kalau itu terjadi, marilah mendengarnya. Barang kali, bisa menigkatkan kualitas ibadah puasa kita semua,” serunya.

SBY juga meminta semua pengurus partainya aktif melakukan kajian dan memberikan masukan pada pemerintah terkait program yang digulirkan. SBY berharap masukan dan kritik dari Demokrat disampaikan secara konstruktif dengan bahasa santun.

SBY meminta hal itu karena merujuk pada pengalamannya menjadi kepala negara selama 10 tahun. Dalam periode itu, SBY mengaku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dalam menerima masukan sampai kritik dari masyarakat.

“Cukup sudah selama 10 tahun lalu saya memimpin Indonesia, penuh kritik, bahkan pendiskreditan. Cukup sudah, gunakan bahasa yang tidak mengganggu martabat presiden dengan harapan pemerintah bersedia mendengarnya,” kata SBY.

SBY juga mengingatkan, para pengurus mengenai posisi dan jabatan di kepartaian adalah penting. Sebab, jika struktur yang dibangun salah satunya lemah dan tidak berfungsi baik maka akan mengganggu organisasi dan kinerja anggota lain. “Jangan mau jadi anak rantai lemah dan bermasalah,” tegasnya.

Selain itu, rampimnas yang berlangsung dua hari itu memiliki dua agenda utama. Hari pertama, membahas strategi menghadapi pilkada serentak serta langkah pembinaan organisasi parpol dan kaderisasi kader kedepan. Besok (5/7), rapat bersama pengurus pusat dan daerah dalam penetapan calon gubernur, calon walikota, dan wakil-wakilnya yang akan diajukan dan didukung pada pilkada serentak, Desember mendatang. (jp/jdz)