Tukin Tiga Bulan Belum Bayar, Puluhan Nakes di RSUD Kupang Gelar Demo

oleh -27 Dilihat

Para Nakes saat melakukan demonstrasi kepada manajemen RSUD Kupang, Senin (16/8).

KUPANG – Puluhan tenaga kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kupang menggelar demonstrasi kepada manajemen rumah sakit. Aksi yang diikuti oleh puluhan tenaga kesehatan itu di halaman kantor Pusat BLUD RSUD WZ Johannes Kupang, Senin 16 (16/8/2021) pagi.

Dikutip dari laman pos-kupang.com, para tenaga kesehatan berkumpul di depan kantor dan meminta manajemen untuk menemui mereka.

Mereka menyampaikan keluhan terkait tidak dibayarkan tunjangan kinerja (tukin) mereka selama 3 bulan terakhir. Dalam tuntutannya, perwakilan para tenaga kesehatan yakni dr. Ina, S.P.Og dan dr. Nina Keraf meminta manajemen segera membayarkan tunjangan kinerja mereka.

Mereka menuding, ada ketidakadilan perlakuan pembayaran tunjangan kinerja antara para tenaga kesehatan.
Alasan tidak dibayarkan tunjangan kinerja yang disampaikan manajemen, akibat keterlambatan memasukkan laporan harta kekayaan oleh para nakes dinilai tidak dapat diterima.
Pasalnya, menurut mereka, keterlambatan memasukkan laporan harta kekayaan satu bulan laporan tidak harus mengorbankan hak mereka selama beberapa bulan.

Mereka juga mengaku keterlambatan itu karena mereka memiliki jam kerja yang lebih padat karena merawat dan mengurus pasien covid-19. “Ini tidak adil, kami tidak dibayarkan tapi ada yang lain yang yang terlambat memasukan laporan tetap dapat tukin,” ujar dr. Ina di hadapan Direktur RSUD Prof wz Johannes, dr. Mondo Sinaga dan jajaran manajemen.

Selain itu, para nakes juga meminta manajemen mengeluarkan SK terkait pembayaran tunjangan kinerja itu. Pasalnya, mereka mengaku tidak mendapatkan SK terkait teknis tunjangan kinerja di rumah sakit milik pemerintah Provinsi.

Dr. Mindo Sinaga merespon tuntutan tersebut. Ia meminta waktu agar persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik. Ia mengaku akan mengutus wakil direktur bidang keuangan dan umum, dr. Rasvitri Utami untuk berkonsultasi dengan asisten perekonomian dan Sekda NTT.

Aksi yang berlangsung lebih dari 2 jam itu diakhiri setelah dr. Sinaga berjanji menyelesaikan persoalan itu segera.
Manajemen langsung menggelar pertemuan di rumah direktur pasca aksi berakhir.

Aksi serupa juga terjadi dua pekan silam. Lebih dari 3 jam, petugas laboratorium Patologi Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof WZ Johannes Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan aksi mogok kerja.

Mogok kerja pada Rabu, 4 Agustus 2021 itu dilakukan karena sebanyak 27 tenaga laboratorium tidak mendapatkan insentif selama 16 bulan. Padahal, mereka juga bekerja untuk melakukan pemeriksaan sampel Covid-19. (*/st)