MELOLO – Sebagai petarung sejati, yang dianggap mampu membawa perubahan NTT, Cagub Viktor Laiskodat diberi parang Sumba oleh masyarakat Melolo, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur, Rabu (7/3/2018).
Perang ini diberikan kepada Cagub Viktor sebagai simbol menuju medan tempur untuk berperang dengan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan Provinsi NTT.
“Itu adalah restu dari masyarakat di Melolo dan Sumba Timur pada umumnya. Dengan parang itu pak Viktor akan menumpas kemiskinan yang ada di NTT. Tidak semua orang diberi parang ketika datang dalam sebuah hajatan politik. Bagi masyarakat Sumba Timur, pak Viktor adalah panglima yang mampu membawa perubahan bagi Provinsi NTT,” kata Raja Pau, salah satu tokoh di Melolo.
Raja Pau mengatakan, Cagub Viktor dan Cawagub Nae Soi adalah dua orang yang sudah berada pada zona nyaman di Jakarta. Semua telah mereka miliki, mulai dari harta hingga jabatan. Namun kecintaan mereka dan niat yang tulus untuk kembali membangun NTT adalah alasan kenapa dua sosok ini pantas didukung menjadi gubernur dan wakil gubernur NTT.
“Pak Viktor adalah pengusaha asal NTT yang sudah demikian sukses di Jakarta. Dalam politik juga memiliki jabatan sebagai Ketua Fraksi Nasdem DPR RI. Pak Josef adalah mantan DPR RI dua periode, saat ini jadi staf ahli Kemenkumham dan akan menjadi Duta Besar di Amerika Latin. Tapi demi kecintaan terhadap NTT, mereka rela meninggalkan semua kenyamanan yang ada disana,” tegasnya.
Sementara itu, Viktor dalam orasi politiknya mengungkapkan kriteria seorang pemimpin. Pertama, memiliki kekuatan spiritual. “Pemimpin harus kuat terhadap berbagai godaan dan dia harus membentengi diri dengan kekuatan spriritual yang tinggi. Tanpa itu, pemimpin akan mudah tergoda dan jatuh dalam berbagai cobaan,” kata Viktor.
Kriteria kedua, sebut Viktor, adalah harus cerdas. Tanpa kecerdasan yang cukup maka mustahil seorang pemimpin mampu membawa sebuah perubahan. ”Pemimpin itu adalah tempat berkeluh kesah jutaan rakyat dengan berbagai persoalannya. Jika pemimpin tidak cerdas maka mimpi masyarakat untuk sebuah perubahan hanyalah mimpi belaka,” ujar Viktor.
Viktor melanjutkan, kriteria ketiga, pemimpin harus sehat secara rohani dan jasmani. Dengan kondisi wilayah NTT yang luas dan terdiri dari kepulauan, membutuhkan seorang pemimpin yang kuat secara jasmani. “Kalau pemimpinnya tidak sehat bagaimana dia bisa masuk keluar desa untuk melihat kondisi masyarakat,” kata Viktor.
Kriteria keempat, kata Viktor, harus bisa dipercaya dan memiliki koneksi yang luas. Seorang pemimpin harus dipercaya tidak saja oleh rakyat yang memberi legitimasi saat Pilgub tapi juga kepercayaan dari pemerintah pusat maupun para investor. Pemimpin juga harus memiliki koneksi yang kuat secara nasional maupun internasional sehingga mampu mendatangkan unvestor dalam membangun NTT.
“Jika seorang pemimpin tidak dipercaya maka bagimana dia bisa mendatangkan anggaran bagi daerah yang sudah sulit ini. Dan kalau pemimpin tidak punya koneksi maka jangan berharap mampu melakukan percepatan pembangunan. Untuk itu, saya menunggu bapak ibu di Sumba ini apakah memberi kepercayaan pada saya dan pak Josef pada 27 Juni nanti untuk memimpun daerah ini,” tandas Viktor. (tim media/jdz)