LAPANGAN Lasitarda, Kota Kupang, Rabu (20/12), menjadi saksi bisu deklarasi pasangan cagub-cawagub, Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef Nae Soi. Puluhan ribu massa dan simpatisan memadati lapangan itu. Mereka datang menyaksikan maklumat dan pernyataan politik dari Partai NasDem, Golkar dan Hanura, yang bersama mengusung paket dengan spirit “Kita Bangkit, Kita Sejahtera” ini.
Deklarasi diawali dengan doa bersama dari unsur Kristen, Katolik dan Islam, disusul penyerahan Surat Keputusan (SK) dari Nasdem, Golkar dan Hanura, kepada pasangan Viktor-Josef. Kemudian ditegaskan dalam pernyataan deklarasi yang dibacakan oleh politisi Golkar yang juga Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno.
“Bahwa didasari oleh fakta dan realitas daerah dan rakyat NTT yang membutuhkan kepemimpinan yang kuat, tangguh dan bisa mengimplementasikan Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK, dengan semboyan kerja, kerja da kerja, maka dengan semangat restorasi dan bekarya sesuai hati nurani rakyat dan dengan rahmat serta penyertaan Tuhan, DPP Partai Nasdem, Golkar dan Hanura, memutuskan, menetapkan dan mempersembahkan kepada rakyat NTT, dua putra terbaik yang lahir dari Bumi Flobamorata, Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bapak Josef Nae Soi, untuk dicalonkan dan dipilih sebagai gubernur dan wakil gubernur NTT dalam Pilgub 27 Juni 2018,” demikian pernyataan deklarasi itu.
Sejumlah pimpinan partai koalisi pun didaulat menyampaikan orasi, antara lain Hayono Isman (Nasdem), Andre Garu (Hanura) dan dari DPP Partai Golkar, hingga sambutan dari wakil ketua tim pemenangan Viktor-Josef, Raymundus Fernandez, Bupati TTU, yang baru hengkang dari PDIP. Tim Pemenangan adalah Jacky Uky (Nasdem), Melki Laka Lena (Golkar), Ray Fernandez dan Refafi Gah dari Hanura.
Setelah semua menyampaikan sikap politiknya, giliran Cagub Viktor Laiskodat, menyampaikan pidato politiknya. Dengan tegas ia memaparkan mimpi besarnya untuk membangun NTT. Ia berjanji akan melaksanakan amanah kepemimpinan yang merakyat. Artinya, mereka akan selalu ada di saat rakyat sedang lapar dan susah. Mereka akan hadir sebagai seorang ibu.
“Sudah saatnya masyarakat NTT menentukan pemimpin yang mampu membawa daerah ini keluar dari ketertinggalan dan kemiskinan. Walaupun usia Provinsi NTT telah 59 tahun, namun impian dan harapan masyarakat untuk hidup layak dan terlepas dari berbagai kekurangan masih jauh dari harapan,” kata Ketua Fraksi Partai Nadem DPR RI ini.
“Hari ini adalah hari bersejarah dimana Provinsi NTT berpisah dari Sunda Kecil untuk kemudian mengelola rumah tanggan sendiri sebagai provinsi baru. Hari ini NTT genap berusia 59 tahun. Sejarah itu pula yang merakit Flobamora menjadi satu kesatuan gugus gerak untuk melihat cita-cita masa depan. Untuk memberikan harkat dan martabat bagi masyarakat NTT dengan harapan disaat mengelola potensinya sendiri bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Tapi dalam sejarah perjalanan 59 tahun itu, kita tetap diperhadapkan pada kondisi yang sangat menyakitkan hati dan bathin kita,” tandas Laiskodat, disambut gemuruh tepuk riuh puluhan ribu simpatisan.
Viktor Laiskodat yang didampingi cawagub Josef Nae Soi menegaskan akan melahirkan sebuah budaya pemerintahan baru, yakni lewat pendekatan yang lebih mengedapankan persaudaraan ketimbang pendekatan yang formal semata.
“Kita bangun NTT dalam konsep yang lebih harmonis. Gubernur bisa minum kopi dengan Bupati sambil membicarakan tentang pembangunan NTT. Gubernur jangan hanya datang dengan formal lalu dengan seenaknya memberi perintah” kata Laiskodat.
Seorang gubernur, tegas Viktor, sudah tidak jamannya lagi duduk berpangku kaki kemudian ketika turun ke masyarakat disambut sebagai seorang raja. “Pemimpin NTT itu harus berani turun di sawah untuk menanam dengan para petani. Jangan datang ke sawah dengan pakai pantovel. Maso lumpur taga’e,” kata suami dari Yulie Laiskodat ini.
Bersih dari Korupsi
Selain itu, Viktor juga berjanji membangun pemerintahan yang bersih dan jauh dari praktek korupsi. “Membangun NTT membutuhkan orang yang jujur dan tidak rakus sehingga impian masyarakat untuk hidup layak lewat berbagai pembangunan bisa tercapai. Banyak orang pintar di NTT tapi karena tidak mampu menahan diri dari godaan untuk memperkaya diri dengan cara-cara yang tidak terhormat,” tegasnya dan menambahkan, “Kenapa kita tetap menderita karena hati pemimpinnya tertutup. Banyak orang pintar di daerah ini tapi tidak mampu menahan diri dari godaan materi. Jika Tuhan berkenan dan masyarakat NTT memberi kepercayaan, maka di jaman saya ketika lihat bupati yang pakai jam tangan mahal, saya copot dan jual untuk masyarakat. Kenapa begitu, karena kita masih susah. Karena rakyat masih susah. Bulan-bulan begini, sudah tidak ada makanan lagi”.
Viktor juga berjanji akan membangun petani hebat yang tidak kesulitan benih yang baik serta di dukung oleh pupuk yang memadai. Maka para petani bisa memproduksi hasil pertanian yang cukup dan bisa dijual sehingga para petani bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk dijadikan tabungan hari tua.
“PNS kalau pensiun ada tabungan pensiun, petani juga harus ada tabungan hari tua,” harap Viktor.
Untuk itu, lanjut Viktor, jika Tuhan berkenan dan masyarakat memberikan kepercayaan, dirinya tidak mau ada kelangkaan pupuk maupun benih. “Di jaman saya distributor tidak boleh main-main. Kita bangun daerah ini harus punya disiplin dan harus cinta daerah ini. Cintailah masyarakat sebagaimana seorang ibu mencintai dan menyayangi anak-nakanya. Pemerintah harus hadir sebagai ibu di saat rakyat tertimpa kelaparan dan bencana, itulah arti dari cinta pada rakyat yang sesungguhnya,” tegas Viktor.
Air Bersih
Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini juga bertekad memberikan air bersih bagi masyarakat hingga desa-desa. Air bersih harus layak dan bisa dikonsumsi secara langsung. Dengan teknologi-teknologi yang ada saat ini, memberikan kemudahan dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Dari tiga ribu lebih desa di NTT, saya berjanji dalam lima tahun, separuh dari jumlah itu sudah bisa menikmati air bersih yang sehat dan langsung di komsumsi. Kita olah air dari laut, langsung bisa di minum, begitu juga dengan air dari sumur dan danau harus bisa langsung diminum,” katanya.
Sementara itu, Josef Nae Soi dalam orasinya mengatakan, ia bersama Viktor Laiskodat datang ke NTT untuk memberikan JALA kepada masyarakat. “Jala itu artinya Jalan, Listrik dan Air. Tiga persoalan ini masih menjadi pergumulan masyarakat NTT hingga saat ini. Karena itu, kehadiran paket Victor-Josef adalah untuk menjawab setiap pergumulan tersebut.
“Jika berbagai persoalan itu mampu dijawab, maka NTT akan aman dan sejahtera,” kata Nae Soi. (josh diaz)