Viktor Mado Kunjungi Panti Asuhan Eugene Schmitz di Lamahora

oleh -17 Dilihat

Viktor Mado Watun serahkan bantuan ke Panti Asuhan di Lamahora.

LEWOLEBA – Anggota DPRD NTT, Vikor Mado Watun, SH, Selasa (2/11) mengunjungi Panti Titipan Eugene Schmitz Lamahora di jantung Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata. Kehadiran anggota DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu disambut hangat pengelola panti Regina Lolonrian dan para penghuni panti dengan penuh sukacita.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Viktor Mado Watun. Kami semua merasa terharu dan penuh sukacita dengan kunjungan beliau. Kami semua kaget. Kunjungan ini menjadi berkat berlimpah bagi para penghuni. Tak pernah kami bayangkan mendapat kunjungan Bapak Viktor. Ini adalah jalan dan berkat Tuhan,” kata Regina Lolonrian kepada Viktor Mado Watun disaksikan para penghuni panti yang terdiri dari anak-anak dan remaja tersebut.

Wakil Ketua Komisi III DPRD NTT Mado Watun mengaku kunjungannya ke Panti Titipan Eugene Schmitz dilakukan mendadak setelah menyambangi sejumlah kampung di wilayah Lembata. Kunjungan dalam rangkaian reses pada masa sidang pertama tahun 2021 di Lembata, daerah pemilihannya (dapil) tersebut sebagai bentuk perhatian wakil rakyat sekaligus putra Lembata yang saat ini diberi mandat rakyat mengemban tugas sebagai wakil rakyat di DPRD NTT.

“Saya mengunjungi panti Eugene Schmitz Lamahora tanpa sein (pemberitahuan terlebih dahulu) kepada Ibu Regina Lolonrian selaku pengelola panti. Saya ingat baik panti ini dirintis Ibu Regina atas kerinduan warisan semangat dan mimpi Deken Lembata Pastor Eugene Schmitz SVD,” ujar Viktor Mado Watun melalui keterangan tertulis yang diterima media dari Lewoleba, Rabu (3/11).

Mantan Wakil Bupati Lembata ini menambahkan, Pater Schmitz merupakan salah seorang misionaris asing asal Amerika Serikat yang ditugaskan di Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka. Pastor asal negara adi daya pimpinan Presiden Joseph Robinette Biden alias Joe Biden itu sangat berjasa dalam pertumbuhan imam umat dan perkembangan misi gereja serta masyarakat Lembata di Keuskupan Larantuka dan NTT umumnya.

“Pater Schmitz adalah salah seorang misionaris asing yang mendapat tugas perutusan SVD di Lembata, Keuskupan Larantuka. Almahrum bersama sejumlah imam misioanris lainnya dari benua Amerika dan Eropa sangat berjasa bagi perkembangan kehidupan menggereja di Lembata. Perhatian mereka sangat besar bagi umat dan daerah, termasuk memperhatikan banyak anak kurang mampu dari keluarga-keluarga di kampung-kampung. Mimpi menghadirkan panti titipan ini lewat Ibu Regina Lolonrian, Bruder Damianus Watun SVD, dan Pak Pius Kulubeyeng sangat dirasakan hingga saat ini,” jelas Mado Watun.

Saat kunjungan tersebut, Mado Watun juga menyerahkan tanda kasih bagi para penghuni berupa satu karung beras 50 kilogram, 2 ikat telur ayam sekitar 400 butir, 20 dos masker, dan Rp 500 ribu uang tunai. Bantuan tersebut, kata Viktor, tentu tak seberapa bagi puluhan penghuni panti. Namun, hal itu sebagai tali kasih dan persaudaraan sesama warga negara di Lembata, di tengah kepungan wabah virus corona yang nyaris melemahkan berbagai sendi ekonomi hingga pedesaan.

“Kalau di lihat dari jumlah, tentu tak seberapa namun saya berharap semoga bisa membantu anak-anak penghuni panti sebagai wujud kasih dan persaudaraan sesama anak bangsa. Saya juga meminta pengelola dan penghuni panti agar kita semua berdoa kepada Tuhan dan berusaha menaati protokol kesehatan guna ikut membantu pemerintah sehingga wabah korona segera hilang dan masyarakat bisa kembali bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Panti Eugene Schmitz terletak di Jalan Eugene Schmitz No. 6 Lamahora, Lewoleba, Lembata. Panti ini awalnya didirikan dengan tujuan menampung dan merawat anak-anak dari keluarga kurang mampu. Mereka adalah anak-anak yatim, anak-anak dari keluarga yang mengalami tekanan ekonomi, dari keluarga tidak lengkap atau mengalami gangguan mental.

Kehadiran panti ini bermula dari impian Pastor Schmitz SVD, Deken Lembata, Keuskupan Larantuka kala itu. Pater Schmitz berniat memelihara dan merawat anak-anak yang membutuhkan bantuan. Panti ini juga membantu orang-orang sakit dan anak-anak yang ditinggal pergi orangtua mereka untuk bekerja di luar negeri.

Karena itu, Pater Schmitz membantu Regina uang ala kadarnya. Regina, wanita kelahiran Buriwutun, Lembata, 18 Agustus 1970 adalah warga Lembata aktivis yang lama bekerja di pastoran di Keuskupan Larantuka. Regina pernah mengabdikan diri sebagai tenaga sukarela di Susteran CIJ Lewoleba, Susteran CIJ Damian Lewoleba, St Arnoldus Larantuka- Flores Timur, asrama putra Sekolah Teknik Menengah Bina Karya Larantuka, dan Rumah Biara SVD Bukit Lewoleba.

Pada 8 April 2003, dengan uang bantua Pastor Schmitz dan bantuan tenaga siswa-siswi serta instruktur STM Bina Karya, ia berhasil membanguna fisik panti. Rumah permanen sekaligus panti tersebut dipakai sebagai tempat tinggal dan tumpangan bagi anak-anak. Kerinduan merawat dan menampung anak-anak dengan beragam persoalan mulai terwujud.

“Saat awal ada puluhan anak dari berbagai usia sekolah tinggal di panti. Jumlah ini belum terhitung keluarga yang datang berobat, juga ibu-ibu yang menunggu kelahiran bayinya di panti ini,” ujar Regina Lolonrian.

Dia melanjutkan, para penghuni panti adalah anak-anak berbagai usia sekolah mulai TK hingga SMA. “Sebagai pengelola, kami berdoa dan berharap panti ini merupakan rumah yang beratapkan hati. Kami selalu menjadikan panti ibarat induk ayam yang selalu merentangkan sayap melindungi anak-anaknya,” kata Regina.

Vikor Mado Watun juga menyerahkan bantuan ala kadarnya kepada Penanggungjawab Panti Titipan Eugene Schmitz Lewoleba, Lembata, NTT, Selasa (2/11). Penyerahan bantuan tersebut dalam rangkaian reses di Lembata. (ad/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *