Frans Sarong sapa kelompok warga di tepi jalan di Marokima, Kota Komba, Matim, Selasa (28/11/2023).
MAROKIMA – Di bawah rimbunan pohon di tepi jalan lengang, puncak siang, Selasa (28/11/2023). Persisnya di Marokima, Padang Rambu, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur. Sekelompok warga sibuk mencencang potongan bambu apus (dikenal pring oleh warga setempat). Cencangan bambu itu nantinya akan digunakan menjadi dinding atau lantai rumah/pondok.
Tanpa kabar pendahuluan. Frans Sarong yang sedang berkunjung ke perkampungan sekitar, turun dan menyapa mereka. Sekelompok warga itu pun rela jeda demi berakraban dengan Frans Sarong. Bahkan tetuanya, John Ande bersama kerabatnya, menyambut hangat kebagian stiker Frans Sarong yang adalah caleg Golkar untuk DPRD NTT Dapil NTT 4 (Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat).
“Golkar adalah partai tua yang pernah berakar sangat kuat hingga kampung kampung terpencil. Modal itu harus dibangkitkan kembali,” harap John Ande yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Waelengga (kota kecamatqn) dan sekitarnya.
Aksi Kemanusiaan
Seperti diketahui, Selasa (28/11/2023) adalah hari perdana kampanye pemilu 2024. Keluarga besar Golkar NTT sepakat mewarnainya dengan berbagai aksi kemanusiaan. Sebut di antaranya: menyapa penyapu jalan; warga difabel, penghuni panti atau kelompok warga tak tersapa lainnya.
Aksi lainnya adalah berkunjung ke pasar-pasar rakyat sambil berbelanja kebutuhan dapur, namun dari jualan warga strata bawah. Khusus aksi kemanusiaan terakhir ini, seru dilakukan Ketua Golkar NTT, Melki Laka Lena. Bersama sejumlah caleg, Melki Laka Lena, kemarin giat berkunjung dan berbelanja berbagai kebutuhan dapur di sejumlah pasar di Kota Kupang.
Penerapan aksi kemanusiaan sebagaimana disepakati itu relatif tanpa kendala di kota. Apalagi di kota provinsi seperti Kota Kupang.
Beda di pedesaan.Tak ada kelompok warga penyapu jalan. Juga tak ada pasar harian. Yang ada pasar mingguan.
Itulah alasan yang membuat Frans Sarong meronai hari perdana kampanye, dengan pola agak berbeda. Ia memilih berkunjung dan menyapa warga pedesaan di Kecamatan Kota Komba. Kali ini berkunjung ke Desa Komba, Watunggene dan Desa Gunung. Yang dilakukan menyapa akrab siapa pun yang dijumpai. Salah satunya adalah kelompok warga yang sedang mencencang bambu apus/pring di Marokima itu.
Titik lainnya, menyapa Stanis Jalang, tetua Suku Gunung di Lete, Desa Gunung. Sang tetua bahkan rela menempelkan stiker Frans Sarong pada tiang utama rumah adat Suku Gunung itu. Tak terlihat stiker caleg lain di rumah adat itu. (jdz)