Warga Tambal Jalan Rusak Menuju Lamalera, Dimana Pemerintah dan DPRD Lembata?

oleh -21 Dilihat

LAMALERA – Di tengah sikap apatis dan masa bodoh dari pemerintah dan DPRD Lembata, rakyat akhirnya bergerak sendiri; mengerjakan jalan yang rusak parah secara swadaya, dalam spirit gotong royong. Inilah yang sedang terjadi ketika swadaya masyarakat menjadi pilihan, saat pemerintah belum menyentuh perbaikan ruas jalan utama yang rusak.

Dilansir dari mediaindonesia.com, Komunitas Taman Daun menginisiasi perbaikan ruas jalan yang rusak parah menuju destinasi wisata berkelas dunia, Lamalera.

Komunitas pemuda yang dipimpin John Batafor ini mengajak TNI dan warga Desa Lamalera, Desa Imulolong serta Desa Posiwatu, bergotong-rotong memperbaiki ruas jalan yang rusak parah tersebut.

John Batafor mengatakan, pihaknya menyediakan 80 sak semen, besi dan kayu lapis. Komunitas juga menyediakan kendaraan guna memobilisasi material golongan C, pasir dan kerikil.

Masyarakat dan TNI juga menyediakan batu, pasir, tenaga dan air. TNI juga menggerakkan warga perempuan untuk menyediakan konsumsi. “Empat segmen kritis ini menjadi ancaman bagi keselamatan jiwa warga di jalur Lamalera, Posiwatu dan Imulolong. Selain itu ruas jalan ini sebagai sarana pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19,” jelas John Batafor, Sabru (20/3/2021).

Ia menandaskan, pihaknya ingin memulihkan semangat gemohing, tradisi kerja sama dan sama-sama bekerja dalam budaya Lamaholot.

Dalam aksi itu, TNI Koramil 1624-07 Nagawutun/Wulandoni mengerahkan 20 anggota yang dipimpin Komandan Koramil Nagawutun, Letnan Satu Inf Lodovikus T Bataona.

Ada empat segmen kritis dikerjakan dalam perbaikan ruas jalan secara swadaya itu. Perbaikan dilaksanakan di Desa Posiwatu, 2 km menuju Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, serta ruas jalan di wilayah administrasi Desa Lamalera, ikon Pariwisata di Kabupaten Lembata.

Jalan berstatus Kabupaten itu mengalami kerusakan sangat parah. Bahkan pada musim penghujan ini kendaraan roda empat tidak dapat melintasi di ruas jalan tersebut.

Kendaraan roda empat tujuan Lamalera-Lewoleba, terpaksa memutar arah melalui jalur Wulandoni, sebab di segmen Lamalera-Posiwatu-Imulolong, ruas jalan tersebut rusak parah. Jalanan berlubang membentuk kali cukup dalam dan membahayakan kendaraan roda empat.

John Batafor juga mengatakan, sudah selesai 4 titik pengerjaan jalan yang rusak. Masih sangat banyak titik yang rusak parah di jalan utama khusunya di Desa Imulolong, Posiwatu, dan menuju Lamalera.

“Pengerjaaan akan dilanjutkan lagi hari Senin 22 Maret 2021 di titik lain yang masih rusak parah. Setelah dari ini, kita bergeser ke desa Puor dan Boto,” katanya.

Untuk itu, sebut dia, karena keterbataaan dana, maka ia mengajak siapa saja untuk patungan bersama. “Jika ada Rp 50 ribu atau lebih, atau ada semen 1-2 zak, mari kita sama-sama agar jalur yang mengerikan ini dapat segera mengurangi penderitaan yang selama ini kita semua pengguna jalan rasakan,” imbuh John Batafor.

“Terimakasih buat masyarakat desa Imulolong, Posiwatu, Lamalera A dan B serta Koramil 1624-07-Nagawutung yang telah bersama Komunitas Taman Daun dengan sukarela lewat semangat gemohing,” tambah John.

Dimana Pemda dan DPRD?

Kerja swadaya ini mendapat reaksi beragam dari netizen di grup facebook Ini Baru Lembata. Akun atas nama Anton Purek menulis; “Hanya kata TERIMA KASIH yg bisa diberikan buat komunitas Taman Daun dan bpk Koramil Nagawutung dan anggotanya yg sudah bersama bapak/ibu, yg dgn semangat dan kesadaran telah menorehkan semangat gotong royong membangun jalan raya. Ini patut diapresiasi”.

Netizen lain, Maria Yosefina Hera, berpendapat, “Dimana Pemda dan aparaturnya? Bobo cantik ya, sampai masyarakat harus swadaya untuk bikin jalan? Miris…salut untuk pelopor swadaya ini”.

Sementara Abu Bakar menulis; “Ini satu pukulan buat Pemda & DPRD Lembata (khususnya dari Dapil Wulandoni), karena tiap akhir tahun hanya bisa bahas kenaikan gaji pemimpin daerah & DPRD kabupaten Lembata, bukan untuk kepentingan masyarakat LEMBATA, apa lagi jalan utama (Trans) alasan tepat itu jalan Negara, anggaran pusat bapak. Mirisnya Pemda, DPRD. Salut untuk pelopor swadaya masyarakat ini. Posting naik di media massa biar pusat tau”.

Adriani Nalley Sunur singkat saja menulis ; Luar biasa! Lain lagi dari Melki Koli Baran. ‘Setelah sesesai kerja, undang YANCE SUNUR untuk resmikan. Masyarakat mau lihat bupatinya sebelum dia turun takta,” sindir Koli Baran. (*/jdz)