KUPANG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan berdasarkan hasil monitoring terhadap Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, aktivitas erupsi dari puncak gunung itu masih dalam intensitas yang tinggi.
“Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan selama periode 8 hingga 15 Maret menunjukkan bahwa aktivitas erupsi gunung tersebut masih tinggi,” kata Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanislaus Arakian dalam laporan yang diterima di Kupang, Senin (18/3/2024).
Dia mengatakan, berdasarkan data kegempaan dalam periode 8 hingga 15 Maret 2024 tercatat terjadi lima kali gempa akibat erupsi. Selain itu juga tercatat 2.919 kali gempa Hembusan, 30 kali Tremor Non-Harmonik, 10 kali Hybrid, 4 kali gempa Vulkanik Dangkal, 13 kali gempa Vulkanik Dalam.
Sementara itu juga teramati gempa yang berasosiasi dengan aktivitas tektonik, yakni satu kali gempa Tektonik Lokal, tujuh kali gempa tektonik jauh.
Menurut dia, energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan penurunan energi dalam periode ini.
“Sementara data pengukuran Electronic Distance Measurement (EDM) pada periode dua minggu terakhir menghasilkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan memendek di kedua titik ukur LWT1 dan di LWT2,” tegas dia.
Secara visual juga, sebut dia, aliran lava baru pada arah Selatan dan Tenggara tidak mengalami perubahan jarak hingga saat ini. Sebab aliran lava ke arah Tenggara terjauh masih pada jarak lk 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah Selatan. Hal ini mengindikasikan laju aliran lava mengecil atau melambat, namun suplai masih tetap berlangsung.
Sampai saat ini erupsi/letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga
menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah.
“Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan, namun gempa Hembusan masih cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok saat
ini berada pada kedalaman magmatik dangkal. Penurunan kegempaan ini teramati juga dari pola energi seismiknya yang cenderung menurun,” katanya.
Dia juga mengatakan, sampai dengan saat ini status dari gunung tersebut masih berada pada status Level III atau level Siaga. Karena itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan erupsi gunung tersebut. (ant/che)