Kalabahi, mediantt.com – Parade budaya yang dikemas dalam Expo Alor X, yang dirangkai dengan Festival Budaya Lamaholoat, Alor Karnaval III dan Sail Indonesia, resmi di buka di Stadion Mini Kalabahi, Kabupaten Alor, Selasa (9/8) Dan, yang paling unik dan menarik perhatian adalah pakaian dari kulit kayu.
Pakaian ini dikenakan puluhan peserta Expo Alor asal Desa Kopi Dil, Kecamatan Kabola, wilayah yang berjarak sekitar lima kilometer dari Kota Kalabahi.
Ketua Sanggar Tama Hayang (Gema Suara) Yonathan Maukoli kepada wartawan mengatakan, pakaian kulit kayu merupakan pakaian adat warga Kabola. “Seperti pakaian adat di daerah lain, pakaian adat Kabola ialah kulit kayu,” ujarnya.
Dia mengatakan, sebelum datang penjajah dari Belanda, masyarakat setempat masih mengenakan pakaian dari kulit kayu. “Kulit kayu pun tidak sembarang, harus dari kulit Pohon Ke,” ujarnya.
Menurutnya, pakaian kulit kayu sudah ditinggalkan sejak ratusan tahun, sebelum dimunculkan lagi pada 1989 di masa kepemimpinan mendiang Bupati Hosea Daly. Sejak itu, pakaian kayu terus dikenakan sampai saat ini.
Namun pakaian tersebut dikenakan hanya pada acara adat, termasuk pagelaran seni dan budaya dan acara budaya seperti di Expo Alor saat ini.
“Pakaian ini cocok pada cuaca dingin karena badan menjadi hangat. Kalau dikenakan pada cuaca panas, badan akan terasa dingin,” kata Yonathan.
Peserta Expo Alor ke-x tersebut mencapai ribuan orang berasal dari berbagai sanggar seni dan budaya di 17 kecamatan. Tampil juga etnis Cina, Bali, Paguyuban Sulawesi Selatan, Ende, Nagekeo Manggarai, dan Paguyupan Lamaholot yang selama ini bermukim di Alor.
Seperti peserta dari Kabola, peserta lainnya juga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Mereka juga membawa busur, panah, dan pedang sambil melakukan atraksi tarian perang-perangan diiringi lagu yang latunkan oleh grup musik suling bambu. Atraksi ini menjadi tontonan menarik warga dan wisatawan mancanegara, yang juga peserta Salil Indonesia 2016.
Bupati Alor Amon Djobo mengatakan, Expo X bertujuan mempromosikan destinasi wisata, ekonomi kreatif, seni dan budaya guna membuka pangsa pasar investasi ke seluruh nusantara da mancanegara.
Kegiatan ini ditonton puluhan ribu warga yang memadati dua sisi ruas jalan serta di stadion mini.
Expo Alor ke-10 juga diisi pameran berbagai potensi ekonomi daerah dari masing-masing instansi dan perusahaan swasta, serta kerajinan rakyat dari sejumlah sanggar. (*/jdz)
Foto : Peserta Karnaval dari Kecamatan Kabola yang mengenakan pakaian dari kulit kayu, sesuatu yang unik di Expo Alor X.
