Yesaya Pah, Pengrajin Sasando Yang Butuh Perhatian

oleh -20 Dilihat

 

KUPANG – Di tengahberbagai tawaran pekerjaan yang menggiurkan, Yesaya Pah, masih setia melestarikan tradisi yang sedang menjadi idola dunia. Ia menghabiskan waktunya sebagai pengrajin alat musik Sasando hingga menjadi giat memproduksinya. Tapi, ia masih butuh perhatian pemerintah. Apa yang dibutuhkan?

Meski rumit, tapi Yesaya mengaku banyak belajar dari Maestro Saando, Jeremias A. Pah, di Sanggar Sasando Oebelo. Dari situ, ua terus mengasa diri untuk menjadi professional dalam membuat alat music tradisional asal Rote Ndao tersebut, hingga boleh disebut sebagai pengrajin Sasando.

“Saya belajar dari Maestro Sasando Jeremias Pah di Sanggar Sasando Oebelo saat masih bekerja di sana. Saya berusaha sendiri,” kata sosok sederhana dan rendah hati ini kepada mediantt.com, pekan lalu.

Ia menunjukkan cara membuat sasando. Bagian tengah sasando adalah tabung panjang yang terbuat dari bambu. Bambu ini kemudian dipasangkan senar yang direntangkan dari atas ke bawah. Tiap petikan senar menghasilkan nada yang berbeda-beda. Lalu melengkapi sentuhan cantiknya, bambu tersebut ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari daun lontar yang dibuat seperti kipas yang ditekuk setengah lingkaran, gunanya sebagai tempat resonansi.

Begitulah kesibukan Yesaya, hampir tiap hari waktunya dihabiskan sejak menimbah ilmu dari Maestro Jeremias Pah, sejak tahun 2001. Akan tetapi, sebut dia, hingga saat ini Yesaya mengaku belum mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama tentang pengembangan UKM Sasando. “Sejak memutuskan berhenti kerja dari Maestro Sasando Jeremias Pah tahun 1999, saya mulai merintis usaha sejak 2001 dengan menempati Pusat Kerajinan Loka Binkra Oesapa. Tapi harus terhenti karena adanya renovasi loka binkra,” katanya.

Berlokasi di Jln Jatirosa, Gang 3 Km 10 Oesapa, Yesaya memulai usaha sebagai pengrajin Sasando, dengan dukungan istri dan anak anak. Sejak tahun 2002, ia terus memproduksi sasando di rumah sederhana di Kelurahan Oesapa Km 10, bersama sang istri Agustina Klau Pah. “Kami  bertekun dan berkomitmen mengembangkan usaha produksi sasando, sekaligus menyalurkan sendiri ke ke toko souvenir yang ada di Kota Kupang,” tuturnya.

Menariknya, jenis-jenis sasando yang bisa diproduksi Yesaya adalah sasando hiasan/aksesoris, sasando elektrik 24 senar, 32 senar, 42 senar dan 62 senar. “Setiap pembelian Sasando saya selalu memberikan garansi berupa senar dan haik (rumah/penutup sasando),” katanya.

Yesaya Pah mengaku sangat bangga ketika bisa berbagi ilmu dengan pelatihan bagi warga binaan (WP) di Lapas Klas II Kupang, Pelatihan di Loka Binkra dan PSR Kabupaten Kupang saat kunjungan Menteri Sosial RI, Kofifah Indar Parawansa.

“Harapan besar saya adalah bisa mendapatkan tempat usaha/workshop di lokasi strategis agar lebih maksimal memasarkan sasando,” katanya. (rony)